en id

Potensi Bisnis Space Iklan Di bandara Adisutjipto, Biro Iklan Lokal Jangan Jadi Penonton

17 Oct 2014

kembali ke list


Yogyakarta (16/10) - Bandar Udara internasional Adisutjipto Yogyakarta yang dikelola PT. Angkasa Pura I (Persero) menawarkan kesempatan bagi biro-biro iklan lokal DIY untuk unjuk gigi. Kesempatan ini dibuka seluas-luasnya supaya pemain reklame lokal tidak menjadi penonton ditempatnya sendiri dan kalah dengan pemain besar dari luar DIY. General Manager Angkasa Pura Airports Bandara Adisutjipto Andi G Wirson menyampaikan pihaknya memberikan kesempatan dan membuka diri kepada dunia periklanan DIY supaya jangan menjadi penonton di Bandara. Bandara Adisutjipto mempunyai space Iklan yang bisa dimanfaatkan dan diisi oleh asosiasi periklanan DIY. “Biro iklan DIY jangan kalah dengan dari luar karena sama-sama sudah profesional dan internasional., tetapi kalau mereka tidak mulai dari Bandara mereka makin ketinggalan,” tandas Andi Rabu (15/10).

Andi menegaskan untuk menentukan titik-titik iklan dibentuk tim secara terpadu supaya pemasangan iklan tidak sembarangan karena di khawatirkan nantinya jadi hutan iklan. Selama pemasangan iklan dalam ruangan tidak melupakan estetika dan tidak sembarangan tentu saja iklan akan menjadi indah dan semarak serta informasi tersampaikan. “Kita selektif dan tidak sembarangan terima dan pasang iklan yang intinya tidak macem-macem dan menonjolkan kearifan lokal. Kita mempunyai advertising commercial space dan sekarang justru kita mengurangi iklan yang berukuran besar. Sebagai gantinya memanfaatkan teknologi, salah satunya penggunaan lampu ramah lingkungan. Untuk itu kami persilahkan pemain iklan lokal ikut menyewakan space iklan di Bandara Adisutjipto,” paparnya.

Ketua Pengurus Daerah (Pengda) Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia (P3I) DIY, Eddy Purjanto mengaku menyambut positif penawaran iklan dari pengelola Bandara Adisutjipto untuk memaksimalkan pendapatan dengan memanfaatkan space iklan yang bisa dikelola dan di titik-titik yang bisa dimaksimalkan. Sementara dari sisi pemanfaatan iklan untuk berpromosi di Bandara Adisutjipto dengan potensi penumpang yang besar tentu hal ini menjadi kesempatan bagi iklan untuk dilihat orang dengan segmen lebih terseleksi.

“Pengda P3I DIY menyambut penawaran pihak manajemen Bandara Adisutjipto karena biro iklan yang dulunya belum tertarik dan belum pernah memanfaatkan bisa mencoba karena pemasaran bandara yang sekarang ini lebih terbuka. Ada terobosan baru dari Bandara dalam rangka memasarkan spacenya dan memberikan kesempatan kepada biro iklan lokal di DIY sehingga merupakan sebuah pemerataan kesempatan oleh manajemen Bandara yang baru ini, “ tutur Eddy. Eddy menuturkan iklan di bandara yang notabene telah tersegmentasi untuk menengah ke atas ini dalam sebuah promosi merupakan sebuah hal yang fokus.

Selanjutnya jumlah penonton yang menyaksikan sangat berpengaruh terhadap nilai reklame yang tayang di Bandara sehingga menjadi media efektif ketika menawarkan sebuah produk yang menyasar segment menengah ke atas seperti hotel, restoran, dan lain-lain. Kemudian pencitraan atau image pasang iklan di bandara lebih terangkat dan ada peluang baru yang bisa dimanfaatkan biro iklan untuk memanfaatka titik-titik yang masih dipasang disana dengan pertimbangan stetika. (Dhika : Sumber KR)