en id

Bandara Adisutjipto Batasi Izin Terbang Baru

14 Jan 2015

kembali ke list


Yogyakarta (14/01) - Pengelola Bandara Adisutjipto Yogyakarta mempertimbangkan untuk tidak menambah frekuensi atau rute penerbangan dari dan menuju wilayah tersebut karena keterbatasan infrastruktur. General Manager PT Angkasa Pura (AP) I Cabang Bandara Adisutjipto Yogyakarta Andi G. Wirson mengatakan bandara itu memiliki keterbatasan apron atau parking stand pesawat. Saat ini, jumlah eksisting parking stand di bandara tersebut hanya tujuh apron.

"Karena parking stand terbatas, alhasil holding time pesawat baik di udara maupun saat berada di darat menjadi rata-rata 30 menit," ucapnya di sela-sela Seminar Nasional Sinergisitas Bandara dan Airline Menghadapi Open Sky dan Pembangunan Global di Jakarta pada Selasa (13/1). Oleh karena itu, dia menyatakan PT AP I harus memperhitungkan secara cermat waktu holding setiap pesawat agar tidak lebih lama dari 30 menit sehingga tidak mengganggu operasional bandara secara keseluruhan. Selain kendala infrastruktur, dia menuturkan faktor lainnya yang mempengaruhi kepadatan Adisutjipto adalah keterlambatan (delay) di bandara asal pesawat, serta lalu lintas penerbangan militer di bandara itu. "Tapi hal itu sudah kami koordinasikan dengan pihak TNI AU," ucapnya.

Saat ini, lanjutnya, perseroan tengah membangun sebuah apron baru sehingga secara keseluruhan jumlah parking stand di bandara tersebut menjadi delapan titik. Pembangunan apron baru itu, tambahnya, untuk mengurangi keterlambatan atau waktu holding pesawat baik di udara maupun di darat. "Dengan adanya apron baru, pesawat yang masih di udara tidak perlu mengantre hingga 30 menit karena ada parking stand yang tersedia," ucapnya.

Apron itu pula, lanjutnya, bisa mengurangi waktu holding pesawat baik di udara maupun di darat hingga 30% dari waktu rata-rata holding di bandara itu yakni selama 30 menit dan bisa menampung pesawat sekelas Boeing 737. Menurutnya, Bandara Adisutjipto tetap tidak mampu menambah banyak penerbangan pada masa mendatang karena keterbatasan kapasitas kendati AP I berupaya menambah infrastruktur. Padahal, Yogyakarta merupakan salah satu tujuan wisata favorit selain Denpasar, Bali "Satu-satunya solusi adalah memindahkan  operasi ke Bandara Kulon Progo yang tengah dalam proses pembebasan lahan," ucapnya. Selama bandara baru belum dibangun, dia menegaskan pihaknya tetap menggunakan Bandara Adisutjipto meskipun kini kapasitas jumlah penumpang sudah melebihi infrastruktur yang tersedia. Saat ini, jumlah penumpang Bandara Adisutjipto mencapai 6 juta orang, jauh melebih desain bandara yang hanya diperuntukkan bagi 1 juta penumpang per tahun.

"Karena itu, kami mempertimbangkan untuk tidak membuka bandara bagi penambahan rute dari dan menuju Yogyakarta atau frekuensi tambahan dari penerbangan yang sudah ada," Tambah Andi G Wirson. Sebelumnya, President Director PT AP I Tommy Sutomo mengatakan pihaknya menyiapkan anggaran sebesar Rp1 triliun untuk mendanai pembebasan lahan di pesisir selatan Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta dalam rangka pembangunan bandara baru pengganti Bandara Adisutjipto. (Dhika, Sumber : Bisnis Indonesia)